Timbal
atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam, dalam bahasa
ilmiahnya dinamakan Plumbum dan logam ini disimbolkan dengan penulisan Pb.
Sumber Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah logam berat yang
terdapat secara alami di dalam kerak bumi.
Keberadaan timbal
bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali
lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Timah
Hitam (Pb) merupakan salah satu polutan yang dapat ditemukan diperairan,
sumber utama dari Pb ini adalah dari sisa pembakaran bahan bakar bensin.
Dewasa ini pelepasan Pb ke atmosfir meningkat
tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi yang turut menyumbang
pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut jatuh ke ;aut
mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak negara di
dunia
mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan gas alam untuk mengurangi
pencemaran Pb di atmosfir.
Selain
itu Pb juga dapat berasal dari limbah industri modern sebagai bahan
pembuatan pipa air
yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, campuran bahan
bakar bensin tetraetil. Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus
karena sifatnya yang toksik (beracun) terhadap manusia.
Mekanisme Penyebaran Timbal Terhadap Tubuh Manusia
Timbal (Pb) adalah salah satu logam berat yang mempunyai daya toksisitas yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembanganotak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Timbal (Pb) dapat
masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air,
serta debu yang tercemar. Timbal (Pb) mempunyai
arti penting dalam dunia kesehatan bukan karena penggunaan
terapinya, melainkan lebih disebabkan karena sifat toksisitasnya.
Absorpsi timbal di dalam tubuh sangat lambat, sehingga terjadi
akumulasi dan menjadi
dasar keracunan yang progresif. Keracunan timbal ini menyebabkan kadar
timbal yang tinggi dalam aorta, hati, ginjal, pankreas, paru-paru, tulang,
limpa, testis, jantung dan otak. Hal ini diperoleh dari kasus yang terjadi di
Amerika pada 9 kota besar yang pernah diteliti. Pb memiliki sifat lunak dan
lentur, Pb sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air
dingin, air panas, dan air asam serta dapat larut dalam asamnitrit,
asam asetat, dan asam sulfat pekat. Selain toksisitas timbal (Pb) dapat terjadi
pada orang yang hidup diperkotaan
dan industri, kasus keracunan timbal (Pb) ini juga sering terjadididaerah
pedesaan di negara yang sedang berkembang. Seperti yang telah diuraikan
sebelumnya mengenai pengaruh toksisitas timbal (Pb) terhadap daya intelegensia
anak di Amerika latin. Kejadian serupa terjadi pada keluarga Arab yang
menggunakan tempat minum dari tanah liat. Gejala keracunan terjadi pada
orang dewasa masing-masing umur 23, 54 dan 17 tahun, yang semuanya menunjukkan
gejala sakit perut. Kematian terjadi pada salah satu anak dari keluarga
tersebut. Hasil pemeriksaan laboratorium dari tiga keluarga Arab tersebut
menunjukan adanya kandungan timbal (Pb) yang tinggi dalam darah dan
urine mereka. Standar baku mutu logam berat untuk biota konsumsi dari Surat
Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,
Keberadaan Timbal (Pb) dalam
Perairan
Timbal (Pb) dan
persenyawaannya dapat berada didalam badan perairan secara alamiah dan
sebagai dampak dari aktifitas manusia. Secara alamiah, Pb dapat masuk kebadan
perairan melalui pengkristalan Pb diudara dengan bantuan air hujan.
Disamping itu proses korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang
dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk kedalam
badan perairan.
Timbal (Pb) yang
masuk kedalam badan perairan sebagai dampak dari aktifitas kehidupan
manusia ada bermacam bentuk. Diantaranya adalah air buangan (limbah) dari
industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan biji
timah hitam dan buangan sisa industri baterai. Buangan15 buangan tersebut akan
jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak sungai untuk kemudian dibawa terus
menuju lautan
Badan perairan yang
telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb, sehingga jumlah Pb
yang ada dalam badan perairan melebihi konsentrasi yang semestinya, dapat
mengakibatkan kematian bagi biota perairan tersebut. Konsentrasi Pb yang
mencapai 188 mg/l, dapat membunuh ikan-ikan. Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan pada tahun 1979 di ketahui bahwa
biota-biota perairan seperti Crustacea akan mengalami kematian setelah 245
jam, bila pada perairan dimana biota itu berada terlarut Pb pada konsentrasi
2,75-49 ml/l. Sedangkan biota peraiaran lainnya, yang dikelompokan dalam
golongan Insecta akan mengalami kematian dalam rentang waktu yang
lebih panjang, yaitu antara 168 sampai dengan 336 jam, bila pada badan
perairan tempat hidupnya terlarut 3,5 sampai dengan 64 mg/l. Demikian ulasan tentang Toksisitas Timbal Dalam Tubuh Manusia dan lingkungan. Semoga Bermanfaat.
Tugas pemerintah adalah mengelola sampah kimia seperti bekas baterai, obat pertisida, sampah kaca, rongsokan besi bekas mobil dan motor, termasuk sampah dari rumah sakit. Masyarakat juga perlu tahu, selama ini sampah berbahaya itu dikelola siapa dan bagaimana penanganannya. Masyarakat berhak mendapatkan informasi terkait dengan kegiatan instansi/klinik kesehatan membuang sampah "berbahaya".
ReplyDeleteJasa Penulis Artikel SEO harga kardus bekas di pengepul harga jual kardus bekas ke pabrik pabrik daur ulang kardus bekas
Jasa Penulis Artikel SEO jasa percetakan sampul raport K13 percetakan lamongan pengepul kardus bekas terdekat