Pengertian Pestisida, Klasifikasi Pestisida, dan Gejala Keracunan Pestisida
Pengertian Pestisida
Pestisida atau pesticide berasal dari kata pesti yang berarti hama dan cide yang berarti mematikan/racun, dengan demikian pengertian dari pestisida adalah racun hama. Berbagai vector, hospes atau perantara dari penyakit-penyakit pada manusia dan hewan, jasad perusak kayu dan bangunan, jasad yang merupakan pengganggu dan penyakit yang merusak tanaman dan hasil pertanian termasuk hama dalam pengertian ini.
Klasifikasi Pestisida
Pestisida
dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara tergantung pada kepentingannya,
antara lain menurut fisiknya, penggunaan, cara kerja, pengaruh toksikologi,
sifat atau unsur kimianya dan lain-lain.
1) Berdasarkan
penggunaannya (
spesies binatang atau tumbuhan)
a.
Insektisida : memberantas serangga
b.
Askarisida : memberantas laba-laba
c.
Rodentisida : memberantas tikus
d.
Nematosida : memberantas cacing bulat
e.
Molluscisida : memberantas keong
f. Herbisida : memberantas rerumputan
g. Fungisida : memberantas cendawan
2) Berdasarkan
struktur atau golongan zat kimianya
a. Pestisida Alamiah
Pyrethrum : Pyretrin, Cinerin
Deris :
Rotenon
b. Pestisida Sintetik
Senyawa
halogen organic : Dicloro Diphenil Trichloroetane
(DDT), Lidan
Senyawa fosfatester organic : Dichlorvos, Malathion
Senyawa karbamat : Propoxur, Dimetilan
Derivate kumarin : Cumachol
Senyawa dinitropenol : Dinobuton
3) Berdasarkan
efek biologisnya
a. Insektisida
anti kolinesterase
b. Insektisida
organoklorin
c. Insektisida
dinitro dan klorfenol
4) Berdasarkan
aktivitas kerjanya
a. Racun
kontak
b. Racun
perut
c. Racun
napas
5) Berdasarkan penggunaan dan
jenis zat kimianya, yaitu
a. Insektisida
Organoklorin (OC)
b. Insektisida
Karbamat (Carb)
c. Insektisida
Organofosfat (OP)
d. Insektisida Botanik (Pyetrum dan Nikotin)
e. Rodentisida
(Warfin, seng fosfid)
f. Herbisida
(Senyawa klofenoksi, dinitrofenol)
g. Fungisida
(Heksaklorobenzen)
Tanda-tanda dan Gejala Keracunan Akut Pestisida Secara Umum
Pestisida yang masuk ke dalam tubuh manusia akan
menimbulkan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut
·
Kulit : rasa terbakar, iritasi, keringat
berlebihan dan bercak pada kulit.
·
Mata : terasa gatal, rasa terbakar, berair,
pupil dapat menyempit ataupun melebar,gangguan penglihatan
·
Saluran
pencernaan : rasa terbakar pada mulut
dan tenggorokan, mual, muntah, nyeri abdomen dan diare.
·
Sistem
syaraf : sakit kepala, kekacauan
mental, lemas, kedutan otot, jalan sempoyongan, susah bicara, kejang dan tidak
sadar.
·
Sistem
napas : batuk, nyeri dada dan sesak,
serta napas berbunyi.
Mekanisme Masuknya Pestisida Kedalam Tubuh Manusia
Walaupun
pestisida ini mempunyai manfaat yang cukup besar bagi masyarakat, namun dilihat pihak dapat pula memberikan
berbagai dampak negatif pada manusia
dan lingkungan lingkungan sekitar Jika
dilakukan penanganan kurang baik. Dampak negatif pada manusia yaitu dapat menimbulkan keracunan sehingga dapat mengancam jiwa manusia
atau menimbulkan penyakit/cacat.
Pestisida
dapat masuk ke dalam tubuh manusia
dengan berbagai
cara antara lain:
a. Penetrasi
melalui kulit
Artinya
pestisida dapat diabsorpsi kedalam tubuh bila kulit kontak dengan pestisida,
sehingga kulit tidak dapat bekerja dengan sempurna.
b. Melalui
oral ( tertelan )
Pestisida
yang masuk melalui mulut (tertelan) akan menimbulkan gejala keracunan yang
lebih berat. Hal ini sering terjadi karena kecelakaan, ketidaktahuan atau
kealpaan.
d. Melalui
inhalasi
Pestisida
yang disemprotkan pada tanaman, sebagian akan tertiup angin dan mencemari
udara. Keadaan seperti ini yang memungkinkan manusia terhisap pestisida melalui
udara pernapasan ke paru-paru.
Toksisitas Akut Pestisida
Besarnya
daya racun suatu pestisida dapat dinilai
dari toksisitas pestisida tersebut.
Dengan demikian Toksisitas akut suatu pestisida dapat dinyatakan
dengan 2 simbol, yaitu LD50 (Lethal
Dose 50) atau LC50 (Lethal
Concentration 50) ialah kadar/konsentrasi pestisida yang diperkirakan dapat
membunuh 50% binatang percobaan (mg/kg).
Toksisitas
suatu pestisida sangatlah tergantung pada bagaimana pestisida tersebut masuk
ke dalam tubuh. Pada penentuan toksisitas pestisida peroral, pestisida
diberikan melalui makanan dan diperoleh LD50 oral, yang melalui kulit diperoleh
LD50 dermal, dan bila melalui air atau udara (terhisap) ditentukan LC50, selama
24 jam, 48 jam, 96 jam dan seterusnya (lama waktu pemaparan). LC50 umumnya
dinyatakan dalam ppm (per satu juta bagian) atau ppb (per seribu juta bagian)
Pestisida Golongan Organofosfat
Pestisida golongan organofosfat semakin banyak digunakan
karena sifat-sifratnya yang menguntungkan. Sifatnya sebagai insektisida pertama
kali ditemukan oleh Dr. Gerhard Shrader dari Jerman. Senyawa organofosfat tidak
setabil sehingga dari segi lingkungan lebih baik dari pada organoklorin.
Cara kerja pestisida golongan ini bersifat selektif, yaitu
tidak persisten(tersimpan) dalam tanah, dan tidak menyebabkan kekebalan/resistensi
pada serangga, bekerja sebagi racun kontak, racun perut, dan racun pernapasan.
Dengan jumlah takaran yang sedikit/rendah sudah memberikan efek yang memuaskan,
kerjanya cepat dan mudah terurai. Sistem kerja dari pestisida golongan
organofosfat yaitu dengan cara menghambat aktivitas enzim kolinesterase, dengan
demikian asetilkolin tidak akan terhidrolisa. Maka dari itu, keracunan
pestisida golongan ini disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan, sehingga
mengakibatkan perangsangan syaraf muskarinik dan nikotinik secara
terus-menerus. Keracunan dapat terjadi melalui kulit, mulut dan inhalasi.
Contoh: dichlorvos, dimetoat, fentoat,
metidatin, diazinon, dan lain-lain
Gejala Klinis Keracunan pestisida Golongan Organofosfat
Adapun gejala klinis keracunan pestisida golongan
organofosfat adalah sebagai berikut
1.
Mata:
pupil mengecil dan penglihatan kabur.
2. Terjadinya pengeluaran cairan tubuh: berupa pengeluaran keringat meningkat dan
sekresi bronchial.
3. Saluran
percernaan : terasa mual, muntah, diare, dan
sakit perut.
4. Saluran pernapasan: bersin, batuk, dan dada sesak.
5. Kardiovaskuler: bradikardia dan hipotensi.
6. Sistem syaraf pusat: sakit kepala, bingung, berbicara
tidak jelas, demam dan koma.Otot-otot:
lemah dan keram.
7. Komplikasi yang dapat terjadi: edema paru, pernapasan
berhenti dan konvulsi.
Residu
Pestisida
Residu adalah racun yang tersimpan/tertinggal pada
tanaman setelah dilakukan penyemprotan yang akan bertahan sebagai racun. Jika
residu pestisida tersebut terlalu lama bertahan/tersimpan pada bagian tanaman
yang telah dilakukan penyemprotan hal ini akan berbahaya bagi manusia dan
makhluk hidup lain, karena residu pestisida akan termakan oleh manusia saat mengkonsumsi
hasil pertanian. Aspek residu pestisida yang biasa diberikan selama proses
penanaman berlangsung selanjutnya akan mengakibatkan timbulnya reaksi
karsinogenik pada beberapa sel tertentu kalau dikonsumsi dalam jangka waktu
yang lama.
0 Response to "Pengertian Pestisida, Klasifikasi Pestisida dan Gejala Keracunan Pestisida"
Post a Comment