Koagulasi/Flokulasi : Pengertian, Kegunaan, dan Proses Berbagai Bahan Koagulan. Pengolahan air dapat dilakukan melalui berbagai cara antara sedimentasi, koagulasi/flokulasi, aerasi, filtrasi dan desinfeksi.
Pengertian Koagulasi/Flokulasi
Kaogulasi/flokulasi adalah proses pengumpulan
partikel-partikel ukuran
halus yang dapat diendapkani,
menjadi partikel yang berukuran lebih besar sehingga bisa
diendapkan secara gravitasi,
dengan jalan menambahkan bahan koagulasi. Adapun bahan Kaogulan yang sering
dipergunakan yaitu :
- Tawas ( AL2 ( SO4 )3 ),
- Fero Sulfat (FeSO4 ),
- Natrium Aluminat ( NaALO 2 ),
- Feri Sulfat (Fe2 (SO4 )3 ),
- Fero Chlorida (FeCI2),
- Feri Chlorida (FeCI3),
Koagulasi dengan
Biji Kelor dan Tanah Gambut
Secara
tradisonal untuk kaogulasi air banyak dipakai seperti biji kelor
(
Moringa Oleifera ), tanah gambut dan sebagainya. Biji
kelor dipilih yang sudah tua dan kering dipohon dengan kandungan
air yaitu
10%). Biji kelor ini dapat berfungsi sebagai
kaogulan dan desinfektan satu liter air. Biji kelor sebagai dapat digunakan sebagai bahan
desinfektan karena didalamnya terkandung adam stearat, asam oleat, senyawa myrosin, emulsion, asam gliserid, asam
palmitat, lemak, minyak dan senyawa yang bersifat bakteriogis.
Tanah
gambut dengan kedalaman 2–3
meter dari muka tanah dapat dipakai sebagai bahan
koagulan, 1/2 kg tanah gambut dapat melakukan proses
koagulasi air sebanyak 200 liter.
Kegunaan Koagulasi
Kegunaan
koagulasi/flokulasi yaitu memudahkan partikel-partikel yang tersuspensi
dengan ukuran yang
sangat lembut dan bahan-bahan koloidal di dalam air membentuk
flok dalam air, sehingga dapat dipisahkan
dengan proses sedimentasi (pengendapan) selain itu koagulasi
dapat juga berfungsi menghilangkan beberapa jenis organisme ( patogen ) dari dalam air
Proses Koagulasi/Flokulasi
dengan Berbagai Bahan Koagulan
Proses
koagulasi/flokulasi
yang terjadi mempergunakan :
1. Tawas
Persenyawaan A12 (SO4
)3 disebut juga tawas.
merupakan bahan koagulan ; yang banyak digunakan karena bahan ini paling murah (ekonomis),
mudah didapatkan/dibeli
dipasaran, serta menurunkan kadar karbonat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut
:
A12 (SO4
)3 — — — — — — → 2 A1+3 +
3 SO4 -2
air
akan mengalami :H2 O — — — — — — → H+ + OH
selanjutnya
2 A1+3 + 6 OH — — — →
2 AL (OH)3
selain
itu akan dihasilkan asam :
3 SO4-2
+
6 H+ — — →
3 H2 SO4
Dengan
banyak dosis tawas yang ditambahkan
kedakam air olahan maka pH dalam
airpun akan makin turun, karena dihasilkan senyawa asam sulfat sehingga perlu
dicari dosis yang effektif
antara pH 5,8 sampai dengan
7,4. Untuk
menaikkan pH biasanya dapat dilakukan penambahan
larutan kapur Ca(OH)2 atau soda abu (Na2 CO3).
Reaksi yang terjadi :
A12(SO4)3
+ 3 Ca(HCO3)2 — — — — — — → 2 A1(OH)3 + CaSO4 + 6 C02
A12(SO4)3
+ 3 Na2CO3 + 3 H2O — — → 2 A1(OH)3
+3 Na2 SO4 +3 CO2
A12(SO4)3
+ 3 Ca(OH)2 — — — — — — → 2 A1(OH)3 + CaSO4
2.
Feri Sulfat dan Feri
Chlorida
Bahan
ini bersifat korosif, serta tidak tahan penyimpanan lama . Endapan Fe(OH)3
dalam air efektif terbentuk pada pH
5,5. Untuk pengaturan pH biasannya kita
dapat menambahkan larutan kapur kedalam air. Reaksi yang terjadi
dengan bikarbonat, dalam air atau dengan kapur.
Fe2(SO4)3
+ 3 Ca(HCO3)2 — — → 2 Fe(OH)3 + 3 CaSO4 + 6 CO2
Fe2(SO4)3
+ 3 Ca(OH)2 — — → 2 Fe(OH)3 + 3 CaSO4
Garam
Feri Sulfat dan Feri Chlorida biasanya
dipakai untuk proses koagulasi
pada air buangan industri, tetapi
setelah itu harus diolah lagi untuk
menghilangkan kandungan Fe
yang masih ada
dalam air.
3.
Fero Sulfat dan Fero
Chlorida
Flokulasi dengan fero ini
biasanya akan lebih baik dengan penambahan larutan kapur Ca (OH)2 ataupun NaOH dengan perbandingan
1 :
2 Fe sebagai pengaturan kondisi flokulasi.
Reaksi
yang terjadi :
Reaksi dengan bikarbonat dan
basa membentuk Fe(OH)2 yang sedikit larut dalam air, dan akan dioksidasi oleh
Oksigen terlarut menjadi Fe(OH)3 yang dapat larut.
FeSO4
+ CaHCO3)2 — — →
Fe(OH)2 + CaSO4 + 2 CO2
FeSO4
+ Ca(OH)2 — — → Fe(OH)2
+ CaSO4
4 Fe(OH)2
+ O2 + 2 H2 O — —
→ 4 Fe(OH)3 ↓
4.
Natrium Aluminat
Bahan
ini masih kurang popular penggunaannya. Reaksinya dengan Karbohidrat atau CO2
dalam air.
NaA1O2
+ Ca(HCO3)2 + H2O
— — → A1(OH)3 ↓ + CaCO3+
2 NaHCO2
2
NaA1O2 + 2 CO2 + 4 H2O — — → 2 A1(OH)3
↓ + 2 NaHCO3
5.
Kapur
Pengaruh penambahan kapur
Ca(OH)2 atau menaikan pH
dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan Mg(OH).
Kelebihan
ion Ca pada pH
tinggi dapat diendapkan dengan melakukan penambahan
soda abu kedalam air.
Adapun Reaksinya sebagai berikut:
Ca(OH)2
+ Ca(HCO3)2 — — → 2 CaCO3 ↓ 2 H2O
2
Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 — — → 2 CaCO3 ↓
Mg(OH)2 + 2 H2O
Ca(OH)2
+ Na2CO3 — — →
CaCO ↓ 2 NaOH
..
Berikut ini Faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya proses
terbentuknya Flok pada
proses koagulasi antara lain
- Dosis dan jenis bahan koagulan yang digunakan.
- Kondisi pH.
- Alkalinitas.
- Kekeruhan air baku.
- Type supended solid.
- Pengadukan.
Untuk
mengetahui dosis bahan koagulan optimum yang ditambahkan kedalam air
dapat ditentukan dengan
percobaan yang dilakukan dilaboratorium
menggunakan alat yang dinamakan Jar test.
Jar
Test
Jar Test Alat yang dipergunakan untuk
percobaan menentukan dosis optimum koagulan
yang dilengkapi dengan alat-alat gelas dan pengandukan yang sempurna, atau
dapat dilakukan dengan alat pengaduk
yang lebih sederhana yaitu dengan batang bambu.
Bahan
koagulan yang biasa dgunakan untuk
koagulasi adalah tawas. Sedangkan untuk pengaturan kondisi pH yang belum optimum
biasa digunakan kapur. Penambahan kapur diperlukan apabila air bakunya asam
atau < 7
Gambar Jar Test |
Demikian ulasan tentang Koagulasi/Flokulasi : Pengertian, Kegunaan, dan Proses Berbagai Bahan Koagulan. Semoga Bermanfaat.
Taik kuda
ReplyDeleteTaik kuda di makan enak rasa na
ReplyDelete