Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah. Sekolah adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar kepada anak didiknya. Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak
Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Indikator
PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi:
a. Mencuci
tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan
dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti
diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA,
flu burung, dan lain sebagainya. WHO menyarankan cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun karena dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak yang
mengandung kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum makan,
setelah beraktivitas diluar sekolah, bersalaman dengan orang lain, setelah bersin
atau batuk, setelah menyentuh 11 hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha
pencegahan dan penanggulangan ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk
melatih hidup sehat sejak usia dini. Anak sekolah menjadi sasaran yang sangat
penting karena diharapkan dapat menyampaikan informasi kesehatan pada keluarga
dan masyarakat.
b. Mengkonsumsi
jajanan sehat di kantin sekolah
Di Sekolah siswa dan guru
membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang bersih dan tertutup di warung
sekolah sehat. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein, lemak,
mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat.
Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung
bahan berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.
c.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
Jamban yang digunakan oleh
siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan
septictank, cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat
adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak
dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah di sekitarnya, mudah dibersihkan dan
aman digunakan.
d. Olah
raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah
satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Kegiatan olah raga di sekolah bertujuan untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka
meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur
agar tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur akan
dapat memberikan manfaat antara lain: meningkatkan kemampuan jantung dan paru,
12 memperkuat sendi dan otot, mengurangi lemak atau mengurangi kelebihan berat
badan, memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit jantung
koroner, serta memperlancar peredaran darah.
e.
Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan
dilakukan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk
seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk dilingkungan sekolah
dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat
penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan
lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari pemberantasan
jentik nyamuk ini kemudian di sosialisasikan kepada seluruh warga sekolah
f. Tidak
merokok di sekolah
Siswa dan guru tidak ada
yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari
melihat orang sekitarnya merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini
mencontoh dari teman, guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak
menganggap bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok di
lingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok mengandung banyak zat
berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan anak sekolah.
g. Menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini
dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia
sekolah.
h. Membuang
sampah pada tempatnya.
Tindakan yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar lingkungan selalu terjaga dari sampah adalah
sebagai berikut:
1) Guru memberi contoh pada
siswa-siswi membuang sampah selalu pada tempatnya,
2) Guru wajib menegur dan
menasehati siswa yang membuang sampah di sembarang tempat,
3) Mencatat siswa-siswi yang
membuang sampah di sembarang tempat pada buku/kartu pelanggaran, dan
4) Membuat tata tertib baru
yang isinya tentang pemberian denda terhadap siswa-siswi yang membuang sampah
di sembarang tempat.
Fasilitas Penunjang Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Fasilitas penunjang PHBS di
sekolah antara lain adalah :
a. Ketersediaan air bersih yang bebas dari
jentik nyamuk Air bersih yang tersedia di sekolah dapat digunakan oleh siswa
dan guru untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat menggunakan air bersih
untuk mencuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir sebelum makan
dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri,
typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain
sebagainya. Kegiatan pemeriksaan tandon air bersih dilakukan untuk memberantas
penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.
Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M
(menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak mandi,
drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lainlain) minimal seminggu
sekali. Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
b.
Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya kantin sekolah
dengan jajanan yang sehat, ketersediaan jamban yang bersih, tempat dan program
olahraga yang teratur dan terukur, dan juga adanya tempat sampah. Dimana
fasilitas tersebut dapat menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat dilingkungan sekolah.
Demikian uraian tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah. Semoga Bermanfaat.
Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
0 Response to "PHBS di Sekolah"
Post a Comment