6 Bakteri Penyebab Keracunan Makanan. Pangan merupakan kebutuhan yang sangat
penting bagi kehidupan
manusia untuk melangsungkan pertumbuhan maupun dalam mempertahankan
hidup. Namun, dari makanan yang kita
konsumsi mempunyai potensi dalam menimbulkan penyakit
ataupun keracunan makanan. Keracunan pangan atau foodborne disease , terutama
yang disebabkan oleh bakteri patogen masih menjadi masalah yang serius di
berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Sering kita temui berita
tentang terjadinya keracunan pangan
akibat mengkonsumsi makanan pada acara hidangan pesta, , makanan katering,
makananan jajanan bahkan makanan yang masih segar. Bakteri pathogen dapat
menyebabkan keracunan pada makanan melalui dua mekanisme, yaitu intoksikasi dan
infeksi.
Bakteri
ditemukan oleh Antoni Van Leuwenhook (1632-1732) ia adalah seorang ilmuwan berkebangsaan
Belanda, ia juga yang pertama kali berhasil melihat makhluk-makhluk yang
berukuran kecil yang beri nama Animalkulus
yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan bakteri
Sesungguhnya
bakteri terdapat secara luas di lingkungan alam yang selalu berhubungan dengan makhluk hidup seperti
hewan, tumbuh-tumbuhan maupun benda mati seperti udara, air dan tanah. Bakteri dapat didefinisikan sebagai mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat
secara langsung oleh mata karena ukurannya yang sangat kecil berkisar antara
0,5- 10 μm dan lebar 0,5-2,5 μm dan hal ini tergantung dari jenis bakteri itu
sendiri.
Bakteri merupakan organisme prokariotik yang sangat
heterogen dan menghuni lingkungan yang beraneka ragam. Bakteri memiliki peranan
yang penting di alam sehingga penting bagi proses kehidupan.
Berikut ini adalah 6 bakteri yang menyebabkan keracunan pada makanan antara lain
1.Staphylococcus aureus
Staphyloccus aureus adalah bakteri patogen utama pada manusia.
Hampir setiap orang pernah mengalami berbagai infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus selama hidupnya, dari mulai keracunan makanan yang berat, infeksi yang
kecil,bahkan sampai infeksi yang tidak
bisa disembuhkan.
Staphylococcus aureus adalah bakteri koki Gram positif dan jika diamati dengan mikroskop maka
bakteri tersebut akan tampat berbentuk
bulat baik tunggal maupun berpasangan,
bahkan berkelompok seperti buah anggur.
Dalam pertumbuhannya bakteri Staphylococcus
aureus tidak
membentuk spora sehingga pertumbuhan Staphylococcus aureus di dalam
makanan sehingga dapat segera dihambat
dengan memberikan perlakuan panas. Walaupun demikian kontaminasi Staphylococcus
aureus tetap menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kasus keracunan
makanan (foodborne disease) hal ini disebabkan karena Staphylococcus
aureus dapat mengkontaminasi produk makanan dari mulai persiapan sampai dengan pengolahan makanan.
Bakteri ini dapat ditemukan di dalam saluran pernapasan, permukaan kulit,
tenggorokan, saluran pencernaan manusia.
Terjadinya
keracunan makanan dapat disebabkan karena adanya kontaminasi enterotoksin yang dihasilkan oleh Staphylococcus.
aureus. Gejala keracunan biasanya bersifat cepat dan akut, tergantung pada
daya tahan tubuh dan banyaknya toksin yang termakan. Gejala keracunan biasanya ditandai dengan rasa mual, muntah-muntah dan terjadinya diare
yang hebat tanpa disertai adanya demam.
Diantara jenis kuman yang tidak membentuk spora,
bakteri staphylococcus aureus termasuk
jenis kuman yang paling kuat daya tahannya. Pada media agar miring yang dilakukan dilaboratorium bakteri dapat
tetap hidup sampai berbulan-bulan, baik dalam suhu lemari es maupun pada suhu
kamar.
Baca artikel terkait : Bakteri Staphylococcus aureus
Keracunan
makanan yang disebabkan Staphylococcus aureus terjadi melalui peristiwa intoksikasi.
Intoksikasi dapat diartikan yaitu tertelannya toksin yang dihasilkan oleh
bakteri patogen pada makana yang masuk ke dalam saluran pencernaan manusia.. Keracunan
pada manusia terjadi karena manusia mengkonsumsi enterotoksin yang dihasilkan
oleh beberapa strain Staphylococcus aureus di dalam makanan. Hal in biasanya terjadi karena
makanan tersebut tidak disimpan pada suhu yang cukup tinggi yaitu daiatas 60°C atau suhu yang cukup
dingin yaitu kurang dari 7,2°C.
![]() |
Gambar Bakteri Staphylococcus aureus |
Gejala-gejala
keracunan biasanya berkembang dalam
waktu 1-6 jam setelah manusia mengkonsumsi makanan yang tercemar. Penyakit ini
biasanya berlangsung selama1-3 hari dan akan menghilang dengan sendirinya. Penyakit ini tidak menular, karena racun-racun tidak dapat ditularkan
dari satu orang ke orang lainnya .
2. Escherichia coli
Escherichia coli adalah mikroflora alami
yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur dari Escherichia
coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia yaitu enterotoksigenik,
enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinvasive dan enteroagregatif.
![]() |
Gambar Bakteri Escherichia coli |
Escherichia coli merrupakan penyebab wabah terjadinya penyakit diare. Bakteri ini
biasanya berkembang biak di lingkungan yang kotor. Gejala yang timbul dari
penyakit ini biasanya ditandai dengan rasa mulas, lemas, muka pucat dan
kadang-kadang disertai dengan mual, muntah dan demam.
3.
Salmonella
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri genus Salmonella disebut Salmonelosis.
Infeksi menyerang saluran gastrointestin yang meliputi perut, usus halus dan usus besar atau dan kolon.
Gejala keracunan Salmonella
dimulai sekitar 12-72 jam setelah manusia mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella. Gejala keracunannya awali
dengan demam yang berlangsung sekitar
2-5 hari. Salmonella biasanya ditularkan
melalui makanan yang telah terkontaminasi oleh tinja manusia atau binatang.
Kontaminasi ini sebagaian besar terjadi karena
perilaku kebiasaan mencuci tangan yang buruk, terutama sebelum memegang
makanan.
![]() |
Gambar Bakteri Salmonella |
4.
Campylobacter jejuni
Infeksi
yang disebabkan Campylobacter jejuni
terjadi karena mengkonsumsi daging ayam yang telah terkontaminasi, Adapun sumber kontaminasi
berasal dari air yang tidak
bersih dan susu mentah. Gejala keracunan
yaitu demam dan diare, mulai 2-5
hari setelah mengkonsumsi makanan atau air yang telah terkontamisai dengan Camplyobacter jejuni. Saat terjadi diare
tinja mungkin berair dan mungkin juga mengandung darah. Gejala keracunan
biasanya berakhir pada 7-10 hari.
![]() |
Gambar Bakteri Camplyobacter jejuni |
5. Shigella
Gejala yang timbul akibat keracunan makanan oleh bakteri Shigella muncul sekitar 36-72 jam
setelah mengkonsumsi makanan yang
tercemar. Gejala yang ditimbulkan berbeda dari gejala yang ditimbulkan oleh bakteri
lain. Gejala ini yang dirasakan yaitu kejang, kebingungan, sakit kepala, lesu
dan leher terasa kaku. Bakteri ini juga
bisa menyebabkan penyakit yang lain
seperti , diare, disentri darah, lendir
serta nanah. Keracunan ini biasanya
berlangsung dalam kurun waktu 2-3 hari .
![]() |
Gambar Bakteri Shigella |
6. Clostridium botulinum
Keracunan
makanan oleh bakteri Clostridium
botulinum terjadi karena bakteri ini
dalam makanan tersebut mengeluarkan enterotoksin atau racun. Racun ini dapat mengurangi kemampuan penyerapan makanan
oleh usus dan akhirnya menyebabkan
sekresi air dan elektrolit yang mengarah kepada terjadinya dehidrasi. Adapun tingkat
keparahan gejala keracunannya tergantung pada jenis bakteri, jumlah
bakteri terkonsumsi bersama makanan,
kesehatan seseorang dan kepekaan terhadap toksin bakteri tersebut.
Pada
bayi yang terserang botulisme, spora dari Clostridium
botulinum akan tinggal dalam saluran usus bayi. Gejala botulism pada bayi terjadi secara
bertahap. Bayi pada awalnya memiliki
konstipasi, kemudian diikuti dengan nafsu makan yang buruk, lesu, lemah, dan
menangis. Selanjutnya bayi akan kehilangan kemampuan untuk mengendalikan
otot-otot kepalanya dan kelumpuhan akan
terjadi dan bisa bisa berkembang ke seluruh tubuh.
![]() |
Gambar Bakteri Clostridium Botulinum |
Demikian ulasan tentang 6 Bakteri Penyebab Keracunan Makanan. Semoga bermanfaat.
I think when eating a look at what foods you eat and do not arbitrarily eating foods that's out there
ReplyDeletedomino qiu qiu