Kegiatan Survei Jentik Nyamuk. Angka kejadian penyakit Demam Berdarah yang
cenderung sulit turun menyebabkan berbagai upaya pemberantasan terus dilakukan.
Sebagaimana kita kenal, metode pemberantasan habitat nyamuk ini, misalnya
dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN), masih dianggap cara paling
efektif. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah memiliki program kajian yaitu
dengan melakukan survei jentik pada rumah-rumah warga.
baca juga Pengendalian DBD Kemenkes
Untuk mengetahui
kepadatan vektor nyamuk pada suatu tempat, diperlukan survei yang meliputi
survei nyamuk, survei jentik serta survei perangkap telur (ovitrap). Data-data yang diperoleh, nantinya dapat digunakan untuk
menunjang perencanaan program pemberantasan vektor. Dalam pelaksanaannya,
survei dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode , yakni
1. Metode
Single Larva
Survei ini dilakukan dengan
cara mengambil satu jentik disetiap tempat-tempat yang menampung air yang ditemukan
ada jentiknya untuk selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai
jenis jentiknya.
2. Metode
Visual
Survei ini dilakukan dengan
melihat ada atau tidaknya larva di setiap tempat genangan air tanpa mengambil
larvanya.
Silahkan klik video berikut ini video teknik pengambilan sampel jentik nyamuk
Silahkan klik video berikut ini video teknik pengambilan sampel jentik nyamuk
Setelah dilakukan survei dengan
metode diatas, pada survei jentik nyamuk Aedes
aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan ukuran sebagai berikut:
1. House
Index (HI) adalah jumlah
rumah positif jentik dari seluruh rumah yang diperiksa.
HI = Jumlah rumah yang positif jentik x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa
2. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva
dari seluruh kontainer yang diperiksa
CI = Jumlah kontainer yang positif jentik x 100%
Jumalh kontainer yang diperiksa
3. Breteu Index (BI) adalah jumlah
kontainer dengan larva dalam seratus rumah
BI = Jumlah kontainer yang positif jentik x 100%
100 rumah yang diperiksa
Density figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan gabungan dari HI, CI dan BI yang
dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel menurut WHO Tahun 1972 di
bawah ini :
Tabel
2.1 Larva Index
Density figure (DF)
|
House Index (HI)
|
Container Index (CI)
|
Breteau Index (BI)
|
1
|
1 – 3
|
1 - 2
|
1 - 4
|
2
|
4 – 7
|
3 - 5
|
5 – 9
|
3
|
8 – 17
|
6 - 9
|
10 – 19
|
4
|
18 – 28
|
10 -1 4
|
20 – 34
|
5
|
29 – 37
|
15 – 20
|
35 -49
|
6
|
38 – 49
|
21 - 27
|
50 – 74
|
7
|
50 -59
|
28 - 31
|
75 – 99
|
8
|
60 – 76
|
32 – 40
|
100 – 199
|
9
|
>77
|
>41
|
>200
|
Sumber:
WHO (1972)
Keterangan
Tabel :
DF = 1
= kepadatan rendah
DF = 2-5 = kepadatan sedang
DF =
6-9 = kepadatan tinggi.
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukanDensity Figure. Density Figure
ditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian dibandingkan
dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1 menunjukan risiko
penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas 5 risiko penularan
tinggi.
Baca juga : Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti
Demikian ulasan tentang Kegiatan Survey Jentik Nyamuk.
Semoga bermanfaat. Terima kasih
Terimakasih atas kunjungan anda diblog kami
ReplyDelete